or login with
Terakhir diperbarui 14-10-2025
Ditulis oleh Jase Nibiru
Jadi, seorang pemilik toko bangunan di Tangerang bilang ke saya:
"Pelanggan datang sekali untuk proyek besar, beli banyak, lalu hilang. Bagaimana cara buat mereka kembali lagi dan lagi?"
Apa yang saya katakan padanya?
Saya bagikan 7 cara mengubah pembeli sekali jadi pelanggan setia yang kembali setiap bulan. Ini dia…
Pertama-tama, dia benar:
Pembelian ulang MEMANG mesin profit yang paling sering dilupakan.
Anda lihat, toko bangunan fokus pada transaksi besar—renovasi rumah, proyek kontraktor. Tapi profit sesungguhnya ada di pembelian kecil yang berulang: sealant, amplas, filter, cat touch-up. Pelanggan lupa beli lagi karena tidak diingatkan.
Jadi sejauh ini bagus.
Tapi ada SATU hal yang hilang…
Bisakah Anda mengaitkan? Anda punya pelanggan yang puas, stok lengkap, tetapi mereka tidak kembali. Jika ini terdengar familiar, sekarang lebih penting dari sebelumnya untuk memahami satu hal krusial.
Jadi, saya menggali lebih dalam perilaku pembeli toko bangunan.
Segera saya melihat masalah umum:
Semua toko menunggu pelanggan datang sendiri. Tidak ada yang menjangkau saat timing tepat. Tidak begitu efektif atau menguntungkan, bukan? Meskipun ada begitu banyak peluang di sini…
…semua yang saya butuhkan adalah satu konsep sederhana.
Jadi, apa kuncinya?
Sederhana.
Kuncinya untuk pembelian ulang adalah:
TIMING DAN KEMUDAHAN.
Semua orang tahu ini juga.
Timing menciptakan urgensi tanpa tekanan.
Jadi, pertanyaannya adalah…
BAGAIMANA ANDA TAHU KAPAN TIMING TEPAT?
Bagaimana Anda menjangkau pelanggan saat mereka butuh isi ulang? Terutama jika Anda tidak punya sistem CRM mahal.
Maksud saya… Kemungkinan besar, Anda sibuk kelola stok dan layani kontraktor. Anda tidak punya waktu kirim reminder manual, bukan?
Betul.
Nah, saya akan menunjukkan 7 cara sederhana untuk membuat pelanggan kembali secara otomatis.
Anda tidak memerlukan software mahal. Atau tim marketing…
Seperti yang Anda lihat, yang diperlukan hanyalah mencatat riwayat pembelian dan mengirim pengingat tepat waktu. Sederhana, tapi powerful.
Tapi pertama-tama…
Mari kita lihat contoh nyata:
"Toko Bangunan Wijaya Story!"
Pak Hendra menjalankan toko bangunan di Bekasi. Dulu, pelanggan datang untuk proyek renovasi, beli besar, lalu hilang. Repeat purchase? Hampir nol.
Tiga bulan lalu, dia mulai catat produk yang dibeli pelanggan dan kapan perlu isi ulang. Setiap kali filter AC, sealant, atau amplas menjelang habis (berdasarkan masa pakai rata-rata), dia kirim pengingat WhatsApp singkat.
Hasilnya? 40% pelanggan kembali dalam 90 hari. Revenue bulanan naik 25% tanpa tambah pelanggan baru.
Ini menandai awal dari…
Mengapa pembelian ulang adalah gold mine tersembunyi?
Karena biaya akuisisi pelanggan baru 5-7x lebih mahal dari retain pelanggan lama. Dengan sistem pengingat sederhana, Anda bisa double revenue dari customer base yang ada.
Apakah Anda melihat bagaimana itu bekerja?
Kita perlu memecah 7 strategi spesifik yang mengubah transaksi sekali jadi relasi jangka panjang:
Pelanggan lupa kapan harus isi ulang dan apa saja pelengkapnya.
Mereka beli sealant untuk proyek kamar mandi. Tiga bulan kemudian, sealant habis. Tapi mereka tidak ingat kapan terakhir beli atau merek apa. Akhirnya beli di toko terdekat atau kompetitor online.
Anda kehilangan transaksi bukan karena harga atau layanan buruk. Anda kalah karena tidak ada di pikiran mereka saat mereka butuh.
Solusi: Membership riwayat belanja + jadwal isi ulang
Dalam contoh Toko Wijaya, sistem membership sederhana meningkatkan repeat purchase 40%. Biaya implementasi? Hampir nol—cukup spreadsheet + WhatsApp Business.
Belanja satuan gagal menjadi proyek utuh.
DIY enthusiast datang Sabtu pagi mau cat ulang pagar. Mereka beli cat. Tapi lupa beli primer, amplas, kuas cadangan, dan thinner. Tengah hari mereka balik—atau beli di toko sebelah yang lebih dekat.
Solusi: Paket "akhir pekan" siap pakai
Paket bundel meningkatkan average order value 30-50%. Plus pelanggan dapat kartu isi ulang dengan diskon 10% untuk pembelian berikutnya.
Apakah Anda melihat polanya di sini?
Setiap strategi ini menghilangkan hambatan yang bikin pelanggan tidak kembali. Bukan hanya "harga murah" atau "stok lengkap." Anda membuat kemudahan jadi keunggulan kompetitif.
Tapi kemudian ada TITIK BALIK:
Itu saat Anda mulai proaktif menjangkau pelanggan…
Pelanggan lupa, hidup sibuk.
Mereka beli filter AC 3 bulan lalu. Sekarang filter kotor, AC kurang dingin. Tapi mereka tidak ingat kapan terakhir ganti atau di mana beli.
Bayangkan kalau Anda kirim pesan sederhana: "Pak, sudah 3 bulan sejak ganti filter AC. Waktunya isi ulang. Klik link ini untuk reservasi pickup besok."
Sekarang ini yang membuatnya menarik…
Solusi: Kirim pengingat sebelum kebutuhan yang bisa diprediksi (amplas, epoxy, filter, sealant)
Conversion rate dari pengingat WhatsApp tepat waktu: 25-35%. Jauh lebih tinggi dari iklan atau broadcast umum.
Pelanggan ragu membeli alat mahal yang jarang dipakai.
Bor impact Rp 2,5 juta? Mesin poles lantai Rp 4 juta? Kebanyakan orang pakai sekali setahun. Mereka tidak akan beli. Tapi mereka tetap butuh.
Solusi: Sewa alat + bahan habis pakai
Tawarkan sewa alat dengan paket bahan habis pakai (mata bor, amplas, pad poles). Setelah sewa selesai, kirim checklist: "Masih perlu amplas? Mata bor cadangan? Klik untuk pesan."
Sewa alat menciptakan entry point. 60-70% penyewa beli bahan habis pakai tambahan dalam 7 hari setelah sewa.
Kontraktor belanja sering, nilai kecepatan dan kepastian.
Mereka beli 3-5x seminggu. Waktu adalah uang—setiap menit antri adalah menit produktif hilang. Mereka akan loyal ke toko yang menghargai waktu mereka.
Tapi ada cara lain…
Solusi: Jalur prioritas, nomor loket khusus, alokasi stok per proyek, ringkasan bulanan
Buat program tier: Bronze (5+ transaksi/bulan), Silver (10+), Gold (20+). Setiap tier dapat jalur prioritas, alokasi stok, dan project pack yang bisa re-order dengan satu kode.
Kontraktor tier Gold menciptakan 60-70% recurring revenue. Mereka tidak akan pindah karena kehilangan privilege mereka.
Retur dan cacat merusak kepercayaan.
Produk cacat? Cat warna salah? Sekrup karat? Cara Anda tangani masalah ini menentukan apakah pelanggan kembali atau tidak.
Kebanyakan toko bikin proses retur ribet. Anda bisa beda.
Solusi: Perlakukan sebagai pemulihan layanan: cepat, adil, ramah
Pelanggan yang dapat service recovery bagus 70% lebih loyal dari pelanggan yang tidak pernah ada masalah.
Toko hanya diingat saat ada yang rusak.
Bagaimana kalau Anda jadi tempat mereka belajar, bukan sekadar beli? Workshop Sabtu pagi 30-45 menit: cara pasang keran, repair dinding retak, poles lantai.
Mereka belajar, beli bahan yang mereka butuh, dan ingat Anda saat ada proyek berikutnya.
Solusi: Workshop Sabtu 30–45 menit
Workshop menciptakan community loyalty. Peserta 3x lebih likely jadi repeat customer dalam 6 bulan.
Dengan mengikuti 7 strategi ini, Anda akan mengubah toko bangunan dari transaksional jadi relasional.
Dan ingat…
Membangun pembelian ulang adalah proses yang berkelanjutan. Ini membutuhkan konsistensi, follow-up, dan perhatian pada detail kecil.
Pelanggan akan lupa. Kompetitor akan coba rebut mereka. Tapi dengan sistem yang tepat, Anda akan tetap jadi pilihan pertama.
Jadi sekarang giliran Anda.
Bisakah Anda implementasi satu strategi minggu ini? Mungkin mulai dengan membership sederhana dan pengingat WhatsApp untuk 10 pelanggan pertama?
Atau bisakah Anda buat 3 paket "akhir pekan" dan test di weekend ini?
Mulai kecil. Test. Perbaiki. Scale.
Gunakan panduan ini sebagai peta jalan Anda.
Tinggalkan komentar dan beri tahu saya hasilnya.
Dan kemudian, tolong lakukan saya suatu kebaikan.
Apakah Anda mengenal pemilik toko bangunan atau material yang ingin tingkatkan repeat purchase?
Bagikan posting ini dengan mereka sekarang.
Digital 2024: Indonesia - DataReportal. Diakses Okt 2025. https://datareportal.com/reports/digital-2024-indonesia
DataReportal. Digital 2024: Indonesia. 2024. Tersedia di tautan di atas (diakses 14 Okt 2025).
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *